
Asosiasi Industri Semikonduktor yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini merilis statistik yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan chip global belum stabil. Bahkan, penjualan chip global telah melambat selama enam bulan berturut-turut di tengah pandemi yang dikendalikan Covid-19.
Mungkin ada penurunan ekonomi global lainnya karena kenaikan suku bunga dan risiko geopolitik yang meningkat akibat perang Rusia-Ukraina. Data menunjukkan penjualan chip global naik 13,3% tahun ke tahun di bulan Juni, dibandingkan dengan 18% di bulan Mei hal ini kami kutip dari https://sennakasir.co.id/.
Perlambatan saat ini merupakan yang terpanjang sejak 2018. Pertumbuhan penjualan chip triwulanan dalam beberapa dekade terakhir disertai dengan kinerja ekonomi global yang lemah, lagi-lagi akibat pandemi Covid-19.
Faktor baru lainnya adalah kekhawatiran tentang meningkatnya masalah resesi global. Ini telah mendorong pembuat chip seperti Samsung Electronics untuk mempertimbangkan untuk membatasi rencana investasi mereka.
Seperti yang dilansir dari https://imigrasilampung.co.id/, dunia saat ini semakin bergantung pada produk dan layanan digital, yang pada akhirnya menjadikan chip komputer sebagai komponen dasar. Banyak hal sekarang bergantung pada chip, seperti elektronik rumah tangga saat ini, industri otomotif, dan bahkan produk yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
“Penjualan chip global mulai mendingin karena bank sentral mulai menaikkan suku bunga untuk memerangi kenaikan inflasi. Prospek ekonomi global telah memburuk dengan cepat tahun ini. Ini juga menahan penjualan chip,” lapor Bloomberg Economics.
Meski dikutip ITHome, data perdagangan dari Korea Selatan, produsen chip memori terbesar dunia, menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi internasional. Pertumbuhan ekspor chip melambat menjadi 2,1% di bulan Juli dari 10,7% di bulan Juni, perlambatan keempat bulan berturut-turut.
Dikutip dari https://dakwahnu.id/ Seperti Korea Selatan, Taiwan adalah pemain utama lainnya dalam rantai pasokan global untuk elektronik, termasuk chip. Data terakhir menunjukkan bahwa produksi di provinsi Taiwan mengalami kontraksi pada bulan Juni dan Juli. Selanjutnya, produksi dan permintaan turun tajam, dengan pesanan ekspor baru turun paling banyak.
Di Amerika Serikat, produk domestik bruto (PDB) telah turun selama dua kuartal berturut-turut. Namun, Biro Riset Ekonomi Nasional menolak untuk berbicara tentang resesi. Aktivitas tanaman juga turun tajam di Eropa pada bulan Juni, semakin mengaburkan prospek benua dan dunia pada umumnya.
Namun, IMF memperkirakan ekspansi global tahun ini, dan penurunan penjualan chip global tidak berarti resesi sudah dekat.
Sumber :